WARGA DESA PIORE : PULAU TIGA LOKASI PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT

Sabtu, 26 Nopember 2022 pukul 17.00 Wita,  bersama seorang teman, kami tiba di Dusun 1 Desa Piore Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong Propinsi Sulawesi Tengah. 
Kunjungan kami di desa Piore kali ini untuk memastikan informasi tentang aktivitas budidaya rumput laut, sebagaimana yang disinyalir maaih berlangsung di kecamatan Kasimbar dan Kecamatan Mepanga kabupaten Parigi Moutong.
Mengingat Desa Piore relatif masih jauh dari ibukota Parigi Moutong sedangkan matahari mulai condong ke barat maka ditengah perjalanan saya memutuskan  untuk mengecek ada tidaknya kegiatan budidaya rumput laut cukup di desa Malakosa.
Di pantai Malakosa kami menemui dan bertanya kepada seorang nelayan yang sedang menambatkan perahunya. "Kalau disini tidak ada rumput laut, cuma di Tambu dan Piore ada rumput laut Pak, sekarang ini Pak, sepanjang pesisir pantai Piore dan Tambu, itu rumput laut semua" ujarnya. Tapi saat ditanya kapan terakhir kali melihat rumput laut di Piore dan Tambu, nelayan tersebut tidak merespon, hanya mempertegas bahwa sampai sekarang ini masih banyak rumput laut di sana, tegasnya sambil menunjuk arah desa Piore dan Tambu yang jarak tempuhnya tidak kurang dari satu jam dari Pantai Malakosa.
Penasaran dengan pengakuan nelayan tersebut, kami pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Tambu dan Sausu Piore. 
Tetiba di pantai Tambu, kami tidak melihat adanya tanda - tanda adanya kegiatan budidaya rumput laut. Hanya perahu nelayan yang berjejeran di pantai dan beberapa orang warga yang membawa peralatan pancing sedang duduk dan ngobrol di Pantai. 
Perlahan kami mendekati dan menanyakan kepada mereka ada tidaknya kegiatan budidaya rumput laut di pantai Tambu. Mereka secara serempak menjawab tidak ada, adanya hanya di desa Piore. 
Setelah mengambil gambar di Pantai Tambu,  kami melanjutkan perjalanan ke Desa Piore. "Perjalanan ke desa Piore, seperti kita mau pulang kampung" kesan teman di samping. 
Akhirnya kami tiba di dusun satundesa Piore. Kami ketemu dan berinteraksi dengan beberapa orang ibu-ibu yang sedang mengumpulkan kopra. Saat menanyakan tentang rumput laut, ibu-ibu itu menjawab bahwa kami di desa Piore pernah mengembangkan rumput laut, sambil menunjuk alat jemur kopra bahwa itu pernah digunakan untuk menjemur rumput laut. Saat saya tanya, dengan siapa saya bisa bicara tentang rumput laut, maka salah seiorang warga berinisiatif memanggil Pak Pai yang sedang asyik bermain volly  untuk bercerita. Setelah memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud kedatangan kami di desa Piore. Pak Pai eks pembudidaya rumput laut bercerita tentang pengalamannya mengembangkan rumput laut pada tahun 2020 silam. "Itu kali  pertama pak, warga desa Piore mengembangkan rumput laut. Ada warga sengkang sulsel yang berdominsili di dusun dua bernama Pak.Anwar mengajari dan menyemangati kami untuk mengembangkan rumput laut. Sambil menunjuk, sepanjang pantai itu, tahun 2020 lalu isinya rumput laut. Ada 20 orang di sini yang mengembangkan rumput laut. Tapi pak, kami semua rugi karena banjir bandang melanda desa kami. Rumput laut yang lokasinya dekat muara jadi memutih dan kerdil, mungkin akibat kelebihan air tawar dan lumpur" kenang Pak Pai yang kini telah beralih ke kopra dan sesekali ngantar ikan ke kota Palu.
"Terus terang Pak, kami disini di dusun satu desa Piore tidak kurang 50 kepalabkeluarga yang ingin mengembangkan rumput laut. Dan lokasinya yang paling pas adalah sekitar pulau tiga, lokasi itu jauh dari muara. Kalau ada rumput laut maka ibu-ibu disini bisa kembali memperoleh pendapatan dari upah mengikat bibit rumput laut" ujar Pak Pai. Semoga harapan warga desa Piore segera terwujud. Wassalam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

THREE IN ONE

Duka Talise, Saya Siap

"MEMANAS" RENCANA MUSWILKKSS SULTENG